Kasus Anjing Yang Terkena Ceyletiella Dermatitis "Walking Dandruff" Kasus Kucing Yang Terkena Cheyletiella Dermatitis Jamu K&J, Penuntas Jamur dan Iritasi Kulit Lainnya, Tanpa Bahan Kimia AntiTick Spray, Obat Semprot Pembasmi Kutu Anjing dan Kucing
Cheyletiella Dermatitis
Sinonim: cheyletiellosis, “walking dandruff”
Selain scabies yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei var. canis, ada pula tungau lain yang menyebabkan kegatalan pada orang, yakniCheyletiella yasguri. Penyakit ini disebut cheyletiellosis. Tungau penyebabcheyletiellosis sekilas mirip dengan penyebab scabies, tetapi mempunyai ukuran yang lebih besar (sekitar 385 mikron) dan bentuk kepalanya berbeda. Di samping itu, parasit ini terdapat hanya pada lapis atas (keratin) dari kulit dan menimbulkan ketombe. Parasit penyebab cheyletiellosis sering berjalan kesana kemari beserta dengan ketombe di atas tubuhnya, sehingga dijuluki “walking dandruff”. Parasit penyebab scabies tinggal dalam lapisan kulit yang lebih dalam dibandingkan dengan Cheylletiella sp. Karena parasit ini, terutama yang betina, membuat lorong-lorong di dalam kulit untuk meletakkan telurnya. Sebaliknya, telur Cheyletiella sp. diletakkan pada rambut anjing, yang terlihat sebagai bintik-bintik kecil berwarna putih pada pangkal bulu. Telur Cheyletiella sp. berada dengan telur pinjal (fleas)yang mempunyai ukuran lebih besar, berwarna hitam, dan bertaut erat pada bulu anjing.
Kunci dari pemberantasan cheyletiellosis adalah menjaga kebersihan kulit dan bulu anjing, sehingga baik anjing maupun pemiliknya dapat terhindar dari serangan parasit ini. Parasit ini sebenarnya sering menyerang orang, namun tidak terlalu dihiraukan karena perubaan yang ditimbulkan pada kulit tidak begitu mencolok. Namun demikian, kegatan yang ditimbulkan cukup mengganggu.
Bagaimana Orang Tertular Cheyletiella Dermatitis?
Pada umumnya, orang tertular parasit Cheyletiella sp. lewat kontak langsung dengan hewan, terutama anjing tertular. Penyakit ini relatif mudah menular pada manusia. Meskipun tidak bersifat parah, penyakit ini perlu diperhatikan, agar kita dapat terhindar dari penularan. Di luar tubuh hewan, parasit Cheyletiella sp. tidak tahan lama, hanya sekitar 1-2 hari, sehingga alat-alat kandang jarang bertindak sebagai alat penular. Hal ini berbeda dengan penyebab scabies yang relatif tahan cukup lama di luar tubuh hewan, sehingga mempunyai kesempatan lebih besar menularkan penyakit pada hewan maupun manusia.
Apa Pengaruh Cheyletiella Dermatitis pada Manusia?
Orang yang tertular parasit Cheyletiella sp akan muncul benjolan kecil-kecil pada permukaan kulit yang dikelilingi oleh daerah berwarna kemera-merahan (erythematous macule). Bagian kulit yang terserang terasa gatal. Tentu saja kegatalan ini cukup mengganggu. Kulit yang gatal dan digaruk-garuk bisa timbul lecet-lecet dan selanjutnya dapat terjadi infeksi sekunder ole bacteria. Apabila tidak ada infeksi sekunder, kelainan pada kulit akan sembuh dalam tempo 3 minggu.
Bagaimana Mengenali Penyakit Cheytiella sp pada Anjing?
Pada anjing, tanda-tanda yang dapat dikenali adalah ditemukannya ketombe atau lapis kulit yang lepas berwarna putih apda permukaan kulit. Daerah yang disukai parasit Cheytiella sp. adalah bagian atas tubuh anjing, mulai dari punggung bagian belakang sampai ke kepala. Anjing yang terserang merasa gatal-gatal sehingga ia sering menggaruk-garuk badannya. Namun demikian, tanda-tanda tersebut perlu ditegaskan atau dikukuhkan dengan pemeriksaan mikroskop, sehingga ditemukan parasit penyebab penyakit tersebut. Bentuk parasit ini mirip dengan penyebab scabies.
Pada anjing, parasit penyebabnya disebut Cheyletiella yasguri. Parasit semacam ini juga ditemukan pada kelinci, yang disebut Cheyletiella parasitovorax, dan pada kucing yang disebut Cheyletiella blakei.
Anjing muda lebih peka terhadap serangan Cheylletiella spdaripada anjing dewasa. Apabila salah satu anak anjing dari satu induk tertular, umumnya dengan mudah penyakit ini menjangkiti anak-anak anjing yang lain, sehingga kelompok anak anjing tersebut terlihat menggaruk-garuk kulitnya terus menerus.
Bagaimana Anjing Tertular Cheyletiella Dermatitis ?
Anjing sehat tertular lewat kontak langsung pada waktu bermain atau berada dalam satu kandang dengan anjing lain yang telah tertular sebelumnya. Penularan juga dapat terjadi apabila kita membawa anjing kita ke tempat umum seperti ke pantai di mana banyak terdapat anjing tak bertuan (stray dogs) yang tidak terawat. Anjing semacam ini banyak terlihat di pantai-pantai di Bali dan mungkin di daerah lain pula. Apabila kita membawa anjing kita ke rumah teman yang mempunyai anjing sedang tertular cheyletiellosis, maka besar kemungkinan anjing kita dapat tertular.
Anjing juga dapat tertular dari alat-alat grooming, apabila alat tersebut tidak dilakukan pembersihan terhadap bakteri atau parasit.
Soeharsono, drh, PhD, 2007. Penyakit Zoonotik pada Anjing dan Kucing. Hal 39-42. Penerbit Kanisius Yogyakarta.
Bagaimana Menghindari Penularan Cheyletiella Dermatitis?
Apabila kita merasa khawatir akan terjadi penularan, sebaiknya anjing tersebut dimandikan, kemudian dibilas terakhir menggunakan seduhanJamu Kemasan Celup K&J, dibiarkan 5-10 menit, lalu dapat dikeringkan seperti biasa menggunakan hair drier, supaya kering sempurna. Perawatan hariannya dapat disemprotkan tiap siang di badan, kandang, dan tempat lingkungan bermainnya. Jamu K&J ini aman dan baik bila terjilat, karena bahan alami tidak mengandung bahan kimia. Dengan menjaga kebersihan kulit dan bulu anjing kita, sekaligus mengindari penularan cheyletiellosis pada manusia.
Antitick spray (masih mengandung bahan kimia) efektif untuk membasmi parasit pada anjing, kucing, maupun kelinci. Cara penggunaannya tinggal disemprotkan pada punggung binatang peliharaan, ataupun disemprotkan pada bagian terparah dari iritasi kulit. Disarankan untuk tidak terjilat, karena untuk menghindari kontak dengan bahan kimia.