Kutu Pada Anjing (Canine / Dog) dan Kucing (Fanine / Cat)





Kutu

Kutu merupakan artropoda (yakni filum cabang dari klasifikasi biologi yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku) berukuran kecil hingga sangat kecil.

Nama ini dipakai untuk sejumlah krustasea air kecil (seperti kutu air), serangga (seperti kutu kepala dan kutu daun), serta berbagai anggota Acarina (tungau dan caplak, yang berkerabat lebih dekat dengan laba-laba daripada serangga). Semua disebut "kutu" karena ukurannya yang kecil. Dengan demikian, pengertian awam/umum selama ini istilah kutu tidak memiliki arti taksonomi (klasifikasi dari ilmu biologi).
  1. Garuk-garuk
  2. Bulu kusam
  3. Bulu rontok
  4. Gelisah
  5. Lemas / anemia karena terhisap oleh parasit kutu
  6. Napsu makan menurun yang sebabkan kekurangan makanan (malnutrisi)
  7. Hilangnya cairan tubuh sebabkan dehidrasi
tidak selalu sama diikuti proses sakit hewan yang menderita. Keseimbangan anjing dan kucing (sebagai hospes / induk semang) dengan parasit terganggu, baru akan menunjukkan gejala klinis / parasitosis. Bisa jadi daya tahan tubuh hospes melemah atau jumlah parasit yang meningkat.
Pada satu hospes yang mengalami parasit lebih dari satu-pun akan mengalami gejala klinis yang bervariasi.

Yang menyebabkan parasit nampak berkembang secara mengagetkan adalah :
1. siklus daur hidup parasit (kutu, tengau, caplak, pinjal) dalam memperbanyak diri
2. perubahan lingkungan (cuaca dan iklim)

Infestasi Oleh Ektoparasit (parasit yang hidupnya menumpang di bagian luar dari tempatnya bergantung atau pada permukaan tubuh inangnya (host)).

Flea dalam bahasa Indonesia berarti pinjal, yaitu insekta kecil yang sering berada pada anjing atau kucing. Pinjal berbeda dengan caplak (tick), baik bentuk (morfologi) maupun cara hidupnya (biologi). Orang awam sering menyebut pinjal ataupun caplak sebagai kutu anjing atau kucing. Pinjal lebih serig terlihat pada kucing daripada anjing, sehingga orang menyebut "kutu kucing", meskupun kutu tersebut ada pada anjing.

Jenis atau species pinjal pada kucing yang disebut Ctenocephalides felis, dan pinjal pada anjing yang disebut Ctenocephalides canis. Kita tidak perlu pusing yang mana pinjal kucing dan mana pinjal anjing. Yang utama pinjal ini cukup mengganggu pada kehidupan hewan kesayangan kita apabila dibiarkan menghinggapinya.


Solusinya adalah:
Gunakan Antitick Spray untuk basmi kutunya, dan gunakan Jamu KNJ kemasan seduh sebagai perawatan harian untuk sembuhkan iritasi kulit dan bulunya. Bila yang dikeluhkan kami akan pandu hingga tuntas.

Cara pemakaian ada dalam kemasan. Antitick Spray masih mengandung bahan kimia, jadi kami menganjurkan untuk digunakan pada seputar punggung dan leher. Untuk produk Jamu KNJ kemasan seduh, aman dan baik bila terjulat peliharaan Anda, karena mengandung bahan alami, tidak mengadung bahan kimia.

Tips Peduli Lingkungan / Go Green Action:
- kemasan seduh jamu KNJ dapat dipakai berulang, tidak sekali pakai. Apabila diseduh/celup masih dapat mengeluarkan warna keruh pada air mendidih, menunjukkan dapat digunakan.
- kemasan seduh jamu KNJ telah dikemas praktis tanpa perlu disobek kertas kemasannya, karena penggunaannya juga sebagai kertas penyaring, semudah membuat teh celup.
- kemasan seduh jamu KNJ yang tidak dapat digunakan kembali, tidak perlu dibuang. sobek kertas saringnya, dan taburkan pada tanaman sekitar halaman rumah, karena dapat berfungsi sebagai pupuk alami.
- wadah jamu KNJ kemasan kecil/besar serta botol spray Antitick Spray yang sudah habis isinya, tidak perlu dibuang kirimkan kembali ke reseller/agen/distributor kami, dan dapatkan potongan harga pada pembelian selanjutnya.


Klik Disini Untuk Pemesanan